Selenium: Kunci Kesehatan untuk Cegah Kanker dan Jaga Imunitas

Selenium karena kemampuannya mendukung sistem kekebalan tubuh, melindungi jantung, dan bahkan membantu mencegah kanker. Mineral ini mudah ditemukan dalam berbagai makanan sehari-hari, menjadikannya komponen penting dalam pola makan sehat. Namun, asupan slenium perlu dikontrol dengan baik untuk menghindari risiko kesehatan akibat konsumsi berlebihan. Artikel ini akan mengulas manfaat slenium, sumbernya, dan cara mengonsumsinya dengan aman untuk tubuh yang lebih sehat.

Apa Itu Selenium dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Selenium terbagi menjadi dua jenis utama: organik (seperti selenomethionine dan selenocysteine) dan anorganik (seperti selenate dan selenite). Bentuk organik berasal dari sumber hidup, seperti tumbuhan dan hewan, yang mengandung atom karbon, sedangkan bentuk anorganik berasal dari sumber tak hidup, seperti mineral di tanah. Tubuh manusia mampu memanfaatkan kedua bentuk ini untuk mendukung fungsi penting, seperti memperbaiki DNA, menjaga metabolisme, dan melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Meskipun bermanfaat, konsumsi slenium yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan, yang dalam kasus ekstrem dapat merusak organ atau bahkan berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mematuhi pedoman asupan harian dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda mempertimbangkan penggunaan suplemen.

Kebutuhan Selenium Harian dan Sumbernya

Berdasarkan pedoman Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan slenium harian adalah sebagai berikut:

  • Pria dewasa: Sekitar 30 mikrogram per hari.
  • Wanita dewasa: Sekitar 24–25 mikrogram per hari.

Slenium dapat diperoleh dari berbagai makanan sehat, seperti:

  • Kacang Brazil: Sumber slenium terbaik, cukup 1–2 butir untuk memenuhi kebutuhan harian.
  • Ikan laut: Seperti salmon, tuna, dan makarel, kaya akan slenium.
  • Daging dan unggas: Daging sapi, ayam, dan kalkun menyediakan selenium dalam jumlah cukup.
  • Produk susu: Susu, yogurt, dan keju mengandung slenium dalam jumlah moderat.
  • Biji-bijian dan jamur: Nasi merah, quinoa, dan jamur shiitake adalah pilihan yang baik.

Dengan pola makan yang seimbang, kebutuhan slenium biasanya dapat terpenuhi tanpa suplemen tambahan.

5 Manfaat Selenium untuk Kesehatan Tubuh

Selenium menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang didukung oleh penelitian ilmiah. Berikut adalah lima manfaat utama, sebagaimana dilansir dari Healthline pada 10 Juli 2025:

1. Mengurangi Risiko Kanker

Selenium dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar, dan prostat, melalui:

  • Perlindungan terhadap kerusakan DNA.
  • Pengurangan stres oksidatif dalam tubuh.
  • Peningkatan respons sistem kekebalan tubuh.
  • Penghambatan pertumbuhan sel kanker.

Sebuah tinjauan terhadap 69 penelitian dengan lebih dari 350.000 partisipan menunjukkan bahwa kadar selenium tinggi dalam darah dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah. Namun, manfaat ini lebih signifikan ketika selenium diperoleh dari makanan alami, bukan suplemen.

2. Mendukung Kesehatan Jantung

Selenium membantu menjaga kesehatan jantung dengan cara:

  • Mengurangi peradangan, salah satu pemicu utama penyakit kardiovaskular.
  • Melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas.
  • Menurunkan risiko penyakit jantung hingga 24% dengan peningkatan kadar slenium sebesar 50%, berdasarkan analisis dari 25 studi observasional.

Mengonsumsi makanan kaya slenium dapat menjadi bagian dari strategi untuk menjaga jantung tetap sehat.

3. Antioksidan untuk Perlindungan Sel

Slenium berperan sebagai antioksidan kuat yang melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Manfaatnya meliputi:

  • Menetralkan radikal bebas berlebih untuk mencegah kerusakan sel.
  • Mengurangi stres oksidatif yang dapat memicu penyakit kronis.
  • Mendukung fungsi metabolisme dan perlindungan terhadap infeksi.

Peran ini menjadikan slenium penting untuk menjaga kesehatan sel dan organ tubuh.

4. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Selenium memperkuat sistem kekebalan tubuh melalui:

  • Pengurangan peradangan yang dapat melemahkan imun.
  • Peningkatan aktivitas sel kekebalan untuk melawan infeksi.
  • Dukungan terhadap tubuh dalam melawan penyakit seperti flu, tuberkulosis, dan hepatitis C.

Penelitian menunjukkan bahwa suplemen slenium dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada individu dengan kondisi tertentu, meskipun sumber alami tetap lebih dianjurkan.

5. Berpotensi Meringankan Gejala Asma

Slenium dapat membantu mengelola gejala asma, penyakit kronis yang menyebabkan peradangan saluran napas. Manfaatnya meliputi:

  • Mengurangi stres oksidatif yang memperburuk gejala asma.
  • Menekan peradangan untuk memudahkan pernapasan.
  • Berpotensi meredakan gejala seperti mengi dan sesak napas.

Namun, penelitian tentang hubungan slenium dan asma masih memerlukan studi lebih lanjut untuk hasil yang lebih konklusif.

Tips Mengonsumsi Selenium dengan Aman

Untuk memanfaatkan manfaat selenium tanpa risiko, perhatikan hal berikut:

  • Pilih sumber alami: Makanan seperti kacang Brazil, ikan, dan telur lebih aman dibandingkan suplemen.
  • Patuhi dosis harian: Ikuti rekomendasi 24–30 mikrogram per hari untuk menghindari kelebihan.
  • Konsultasi dengan dokter: Penting untuk individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang mempertimbangkan suplemen.

Selenium adalah mineral penting yang mendukung kesehatan tubuh melalui perannya sebagai antioksidan, pelindung jantung, dan penguat sistem imun. Dengan mengonsumsi makanan kaya slenium secara teratur, Anda dapat memanfaatkan manfaatnya untuk mencegah kanker, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pastikan untuk mematuhi pedoman asupan harian dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika diperlukan. Dengan pendekatan yang tepat, slenium dapat menjadi kunci untuk hidup lebih sehat dan bugar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *