Benadryl Challenge menjadi tren berbahaya di kalangan remaja, seperti kasus remaja 13 tahun di Carolina Selatan yang hampir overdosis setelah mengonsumsi obat secara berlebihan. Pelajari risikonya dan cara mencegahnya!
Insiden Berbahaya Benadryl Challenge yang Mengancam Nyawa Remaja
Seorang remaja perempuan berusia 13 tahun dari Horry County, Carolina Selatan, Amerika Serikat, nyaris mengalami overdosis (OD) setelah mengikuti Benadryl Challenge yang viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada minggu lalu, tepatnya menjelang publikasi berita pada 17 September 2025. Tantangan ini mendorong pesertanya untuk mengonsumsi obat antihistamin Benadryl dalam jumlah berlebih demi sensasi ‘mengambang’ atau halusinasi. Kejadian ini dipicu oleh pengaruh video viral dan saran teman, menyebabkan gadis tersebut dibawa ke rumah sakit dengan detak jantung mencapai hampir 200 denyut per menit. Orang tuanya menemukan pil-pil yang berserakan di bawah bantalnya, memicu kekhawatiran besar akan bahaya tren online semacam ini.
Baca juga: Nilai Tukar Baht Anjlok Usai Pecah Perang Thailand-Kamboja: Pasar Finansial Bergejolak
Apa Itu Benadryl Challenge dan Bagaimana Tren Ini Menyebar?
Benadryl Challenge adalah tantangan online yang mendorong remaja untuk menelan dosis tinggi obat Benadryl, obat alergi bebas yang dijual bebas di apotek. Tren ini menyebar melalui platform media sosial seperti TikTok dan Instagram, di mana video-video menunjukkan anak muda mengonsumsi puluhan pil untuk merasakan efek halusinasi atau euforia sementara. Menurut laporan dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, tantangan ini telah memicu peringatan sejak 2020 karena berpotensi menyebabkan komplikasi serius. Dalam kasus terbaru ini, gadis remaja tersebut terinspirasi oleh video-video tersebut yang muncul di feed media sosialnya, serta saran dari seorang teman yang mengklaim obat itu bisa membuatnya merasa ‘mengambang’. Fenomena Benadryl Challenge ini bukan yang pertama; sebelumnya, sudah ada kasus serupa yang berujung pada rawat inap atau bahkan kematian, menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Kronologi Kejadian yang Menimpa Remaja 13 Tahun
Kejadian dimulai ketika gadis tersebut membeli sebotol Benadryl dengan alasan membeli baterai, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Malam itu, ia mengonsumsi jumlah pil yang jauh melebihi dosis aman, yang direkomendasikan hanya 25-50 mg per hari untuk dewasa. Akibatnya, ia mulai mengalami halusinasi parah dan detak jantung yang melonjak hingga hampir 200 denyut per menit, kondisi yang bisa mengancam nyawa. Orang tuanya menemukan botol obat terbuka dengan banyak pil hilang dan beberapa berserakan di bawah bantalnya. Awalnya, gadis itu mengaku hanya minum dua pil, tapi bukti fisik menunjukkan sebaliknya. Mereka segera membawanya ke rumah sakit terdekat di Horry County, di mana tim medis segera menangani gejalanya. Keesokan harinya, ia terbangun tanpa ingatan apa pun tentang malam sebelumnya, dan merasa ketakutan atas apa yang dialaminya. Insiden ini menyoroti bagaimana Benadryl Challenge bisa dengan cepat memburuk, terutama pada remaja yang tubuhnya belum matang.
Dampak Medis dan Risiko Kesehatan dari Benadryl Challenge
Mengonsumsi Benadryl secara berlebih, seperti dalam Benadryl Challenge, dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan serius. Obat ini mengandarkan diphenhydramine, yang dalam dosis tinggi menyebabkan halusinasi, kebingungan, mulut kering, dan peningkatan detak jantung, seperti yang dialami gadis tersebut. Menurut FDA, overdosis Benadryl berpotensi menyebabkan kejang, koma, gangguan jantung fatal, atau bahkan kematian. Dalam kasus ini, detak jantung gadis itu yang mencapai hampir 200 denyut per menit menunjukkan risiko aritmia jantung yang tinggi. Dokter di rumah sakit mengonfirmasi bahwa ia hampir overdosis, dan pengobatan segera mencegah kondisi yang lebih buruk. Statistik dari Poison Control Centers di AS mencatat peningkatan 70% kasus keracunan Benadryl pada remaja sejak tren ini muncul pada 2019. Selain itu, efek jangka panjang bisa termasuk kerusakan otak permanen atau ketergantungan, meskipun obat ini seharusnya aman jika digunakan sesuai petunjuk.
Respons Orang Tua dan Upaya Pelaporan Konten Berbahaya
Ibu gadis tersebut, yang identitasnya tidak diungkap, merasa terkejut dan khawatir setelah mengetahui Benadryl Challenge melalui feed media sosial putrinya. Ia menemukan video-video viral yang menampilkan remaja lain melakukan tantangan serupa, dan segera mencoba melaporkannya ke platform tersebut. Sayangnya, laporan itu ditolak karena dianggap tidak melanggar kebijakan. “Saya bertanya berapa banyak yang dia minum, dia bilang cuma dua. Tapi saya tidak percaya karena botolnya terbuka dan ada pil berserakan di kasurnya,” ujar ibunya, seperti dikutip dari wawancara dengan media lokal. Ia juga menambahkan, “Saat kami hitung, ternyata jumlahnya jauh lebih banyak yang hilang. Mereka semua anak-anak yang melakukan Benadryl Challenge, dan saya benar-benar terkejut. Saya pikir itu obat yang aman, bukan sesuatu yang bisa disalahgunakan.” Respons ini mendorongnya untuk memperingatkan orang tua lain agar lebih waspada terhadap aktivitas online anak-anak mereka. Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab platform media sosial dalam memoderasi konten berbahaya.
Baca juga: Murugan Temple Jakarta Ditutup Sementara, Ini Alasan Resminya
Peringatan dari Otoritas Kesehatan Terkait Benadryl Challenge
Otoritas kesehatan seperti FDA telah berulang kali mengeluarkan peringatan tentang Benadryl Challenge. Pada 2020, FDA mencatat setidaknya 11 kematian terkait overdosis diphenhydramine di kalangan remaja yang mengikuti tren serupa. Mereka menekankan bahwa obat ini bukan untuk rekreasi, dan dosis berlebih bisa berinteraksi buruk dengan kondisi kesehatan lain. Di Amerika Serikat, Poison Control menerima ribuan panggilan terkait keracunan Benadryl setiap tahun, dengan peningkatan signifikan selama pandemi ketika penggunaan media sosial melonjak. Dalam konteks global, tren ini juga menyebar ke negara lain, termasuk Indonesia, di mana obat antihistamin serupa mudah didapat. Pakar kesehatan masyarakat merekomendasikan orang tua untuk memantau penggunaan gadget anak dan mendiskusikan bahaya tren online. Selain itu, sekolah dan komunitas dianjurkan untuk mengadakan edukasi tentang literasi digital guna mencegah insiden serupa.
Pencegahan dan Langkah-Langkah untuk Menghindari Benadryl Challenge
Untuk mencegah Benadryl Challenge, orang tua disarankan memeriksa riwayat browsing anak dan membatasi akses ke media sosial. Pendidikan tentang bahaya obat-obatan juga krusial, termasuk menyimpan obat di tempat aman. Di tingkat platform, meskipun laporan sering kali gagal, pengguna bisa memanfaatkan fitur parental control. Kasus di Horry County ini menjadi pengingat bahwa tren online bisa berubah menjadi ancaman nyata, terutama bagi remaja yang rentan terhadap pengaruh teman sebaya.
Penutup
Inti dari berita ini adalah bahaya Benadryl Challenge yang nyaris merenggut nyawa seorang remaja 13 tahun di Carolina Selatan akibat konsumsi obat berlebih yang dipicu tren media sosial. Insiden tersebut menekankan perlunya kewaspadaan orang tua dan peran aktif platform digital dalam memerangi konten berisiko. Ke depan, diharapkan ada peningkatan regulasi dari otoritas seperti FDA untuk membatasi penyebaran tantangan semacam ini, serta edukasi yang lebih luas di kalangan remaja. Seperti kata pakar kesehatan dari American Academy of Pediatrics, “Tren online seperti Benadryl Challenge bisa fatal; pencegahan dimulai dari rumah.” Pantau terus perkembangan kasus serupa untuk menjaga keselamatan generasi muda.